Mobil-mobil modern setiap tahunnya menjadi semakin kurang bersahabat terhadap lingkungan sekitarnya. Penggunaan mesin listrik, keekonomisan, dan pemanfaatan material "hijau" dalam penciptaan alat transportasi adalah kecenderungan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Namun, di balik kecenderungan mode tersebut, tersimpan sebuah fakta penting, tetapi jarang diperhatikan: bahaya terbesar terhadap lingkungan sebenarnya dibawa oleh infrastruktur transportasi mobil itu sendiri, yaitu jalanan. Saat ini, para peneliti tengah memikirkan secara serius masalah-masalah terkait jalanan, serta metode penyelesaiannya, sedangkan Departemen Transportasi Amerika Serikat menerbitkan secara menyeluruh penelitian lengkap mengenai bahaya yang ditimbulkannya terhadap lingkungan sekitar.
Dimulai dari awal pembangunan, jalanan memberikan pengaruh buruk terhadap ekosistem dengan cara mengambil lahan yang menjadi habitat alami hewan, mengubah medan suatu wilayah, dan mengubah peta pergerakan arus udara, yang sudah terbentuk secara alami sejak ribuan tahun lalu. Setelah pembangunan tersebut selesai, ketika di jalanan tersebut melintas mobil-mobil pertama, jalanan itu berubah menjadi sumber utama pencemaran air, tanah, dan udara. Gas buangan dan cairan yang berasal dari mesin kendaraan, partikel dari ban yang aus, serta trotoar yang sudah dicemari oleh air hujan serta debu-debu lainnya jatuh ke tanah dan mengotorinya. Dalam gas buangan terkandung lebih dari 200 zat beracun, yang dalam hal ini adalah karbon dioksida, nitrogen dan sulfur dioksida, jelaga, aldehida, senyawa timbal, dan logam-logam berat lainnya.
Mobil di kota-kota megapolis seperti sekarang ini acapkali berada di tempat yang lebih nyaman daripada yang kerap ditempati oleh manusia. Hal ini terutama sangat kentara di negara-negara, di mana infrastruktur yang ada diciptakan berdasarkan mobil-mobil pribadi, sebagai contohnya adalah Amerika Serikat.
Di kota-kota besar, pengaruh jalanan jauh lebih besar lagi, di sinilah suhu udara biasanya meningkat, radiasi ultraviolet berkurang hingga 30%, jarak pandang pun turut berkurang, sedangkan kabut asap dan tingkat presipitasi meningkat, dan sirkulasi udara mulai berubah. Di beberapa tempat, di mana masalah terkait pengaruh jalanan terhadap suhu udara lebih buruk, telah diciptakan berbagai metode untuk mengurangi kerusakan yang timbul, misalnya, di Los Angeles tengah diuji sebuah proyek untuk mengecat jalanan dengan warna putih. Tindakan ini diharapkan dapat menurunkan suhu di kota tersebut sebanyak 7 atau lebih derajat Celsius, dengan anggapan bahwa warna putih jauh lebih baik dalam memantulkan cahaya matahari jika dibandingkan hitam, yaitu warna yang kerap digunakan untuk melapisi jalanan. Sangatlah menarik untuk diperhatikan bahwa peninjauan kembali pendekatan biasa semacam itu terhadap pembangunan infrastruktur dapat memberikan keuntungan materi yang tidak sedikit, perancang proyek memperhitungkan bahwa berkat pewarnaan jalanan, dapat dilakukan penghematan sebesar kira-kira 100 miliar dolar setahun untuk penggunaan pendingin ruangan.
Aspek lain dari "masalah jalanan" yang dikenal oleh masyarakat adalah perbaikan jalanan musiman yang berakibat pada penutupan jalan. Pada musim dingin, jalanan di wilayah-wilayah yang bersuhu rendah kerap ditaburi garam, ini tidak hanya membahayakan mobil yang akan mengalami karat lebih cepat daripada biasanya. Ion natrium dan klorin juga dapat mencemari air dan tanah, yang selanjutnya akan berpengaruh buruk pada kehidupan hewan dan mikroorganisme lainnya. Garam di jalanan juga bahkan akan mencemari air yang diminum masyarakat. Di negara dengan banyak mobil seperti Amerika Serikat, untuk setiap penghuni diperlukan kira-kira sebanyak 70 kilogram garam di jalan, yang akibatnya di beberapa wilayah norma kadar ion natrium dan klorin lebih tinggi 2-3 kali lipat daripada biasanya.
Tanaman hijau pun berubah menjadi merah akibat penggunaan garam tersebut.
Ini hanyalah efek langsung yang tidak sulit untuk dipantau dan dinilai tingkat kerusakannya. Dan limbah bahan bakar pun tergantung pada kualitas jalanan, keausan transportasi dan faktor-faktor tak langsung lainnya, yang pada akhirnya akan menumpuk dan menimbulkan efek berbahaya yang semakin besar, layaknya bola salju. Bahkan kendaraan listrik yang dirancang untuk "menghijaukan" bidang transportasi sekalipun, saat ini memperoleh energi mereka terutama dari pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar fosil.
Dalam gagasan jalan raya untuk mobil sebagai permukaan yang tertutup itu sendiri pun, di mana di atasnya melaju alat transportasi, terdapat ribuan masalah yang sangat serius namun tersembunyi dari pandangan mata manusia. Hal lain terkait mobil, yang merupakan salah satu alat transportasi berbahaya bagi lingkungan, adalah aspal klasik jalanan yang walaupun tak terlihat, namun secara terus-menerus dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi bahaya tersebut, perlu meninjau kembali dari awal konsep infrastruktur transportasi, dan dalam hal ini, SkyWay memiliki solusi yang sudah siap untuk dipergunakan.
Sejak awal berlangsungnya siklus kehidupan infrastruktur dawai, para pengembang terus memberikan perhatian lebih agar sedapat mungkin tidak mengancam lingkungan sekitarnya. Alokasi lahan untuk penempatan tiang pancang dilakukan sesedikit mungkin, jalanan itu sendiri akan diletakkan di tingkat kedua dan tidak akan menempati daerah-daerah subur di permukaan bumi. Sarana perkeretaapian transportasi dawai dapat berfungsi dengan menggunakan tenaga listrik yang bersih – pemasangan panel surya khusus dan generator angin pada tiang pancang sudah ditinjau oleh para insinyur. Rel dawai tidak memerlukan perbaikan yang terus-menerus, dan tidak akan mengancam habitat hewan liar di alam. Semua sistem transportasi dirancang agar sedapat mungkin mengganggu lingkungan sekitarnya, dan dalam hal ini juga termasuk penyediaan rasa aman secara maksimal serta tingkat performa yang tinggi. [baca: sumber]
Dimulai dari awal pembangunan, jalanan memberikan pengaruh buruk terhadap ekosistem dengan cara mengambil lahan yang menjadi habitat alami hewan, mengubah medan suatu wilayah, dan mengubah peta pergerakan arus udara, yang sudah terbentuk secara alami sejak ribuan tahun lalu. Setelah pembangunan tersebut selesai, ketika di jalanan tersebut melintas mobil-mobil pertama, jalanan itu berubah menjadi sumber utama pencemaran air, tanah, dan udara. Gas buangan dan cairan yang berasal dari mesin kendaraan, partikel dari ban yang aus, serta trotoar yang sudah dicemari oleh air hujan serta debu-debu lainnya jatuh ke tanah dan mengotorinya. Dalam gas buangan terkandung lebih dari 200 zat beracun, yang dalam hal ini adalah karbon dioksida, nitrogen dan sulfur dioksida, jelaga, aldehida, senyawa timbal, dan logam-logam berat lainnya.
Mobil di kota-kota megapolis seperti sekarang ini acapkali berada di tempat yang lebih nyaman daripada yang kerap ditempati oleh manusia. Hal ini terutama sangat kentara di negara-negara, di mana infrastruktur yang ada diciptakan berdasarkan mobil-mobil pribadi, sebagai contohnya adalah Amerika Serikat.
Di kota-kota besar, pengaruh jalanan jauh lebih besar lagi, di sinilah suhu udara biasanya meningkat, radiasi ultraviolet berkurang hingga 30%, jarak pandang pun turut berkurang, sedangkan kabut asap dan tingkat presipitasi meningkat, dan sirkulasi udara mulai berubah. Di beberapa tempat, di mana masalah terkait pengaruh jalanan terhadap suhu udara lebih buruk, telah diciptakan berbagai metode untuk mengurangi kerusakan yang timbul, misalnya, di Los Angeles tengah diuji sebuah proyek untuk mengecat jalanan dengan warna putih. Tindakan ini diharapkan dapat menurunkan suhu di kota tersebut sebanyak 7 atau lebih derajat Celsius, dengan anggapan bahwa warna putih jauh lebih baik dalam memantulkan cahaya matahari jika dibandingkan hitam, yaitu warna yang kerap digunakan untuk melapisi jalanan. Sangatlah menarik untuk diperhatikan bahwa peninjauan kembali pendekatan biasa semacam itu terhadap pembangunan infrastruktur dapat memberikan keuntungan materi yang tidak sedikit, perancang proyek memperhitungkan bahwa berkat pewarnaan jalanan, dapat dilakukan penghematan sebesar kira-kira 100 miliar dolar setahun untuk penggunaan pendingin ruangan.
Aspek lain dari "masalah jalanan" yang dikenal oleh masyarakat adalah perbaikan jalanan musiman yang berakibat pada penutupan jalan. Pada musim dingin, jalanan di wilayah-wilayah yang bersuhu rendah kerap ditaburi garam, ini tidak hanya membahayakan mobil yang akan mengalami karat lebih cepat daripada biasanya. Ion natrium dan klorin juga dapat mencemari air dan tanah, yang selanjutnya akan berpengaruh buruk pada kehidupan hewan dan mikroorganisme lainnya. Garam di jalanan juga bahkan akan mencemari air yang diminum masyarakat. Di negara dengan banyak mobil seperti Amerika Serikat, untuk setiap penghuni diperlukan kira-kira sebanyak 70 kilogram garam di jalan, yang akibatnya di beberapa wilayah norma kadar ion natrium dan klorin lebih tinggi 2-3 kali lipat daripada biasanya.
Tanaman hijau pun berubah menjadi merah akibat penggunaan garam tersebut.
Ini hanyalah efek langsung yang tidak sulit untuk dipantau dan dinilai tingkat kerusakannya. Dan limbah bahan bakar pun tergantung pada kualitas jalanan, keausan transportasi dan faktor-faktor tak langsung lainnya, yang pada akhirnya akan menumpuk dan menimbulkan efek berbahaya yang semakin besar, layaknya bola salju. Bahkan kendaraan listrik yang dirancang untuk "menghijaukan" bidang transportasi sekalipun, saat ini memperoleh energi mereka terutama dari pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar fosil.
Dalam gagasan jalan raya untuk mobil sebagai permukaan yang tertutup itu sendiri pun, di mana di atasnya melaju alat transportasi, terdapat ribuan masalah yang sangat serius namun tersembunyi dari pandangan mata manusia. Hal lain terkait mobil, yang merupakan salah satu alat transportasi berbahaya bagi lingkungan, adalah aspal klasik jalanan yang walaupun tak terlihat, namun secara terus-menerus dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi bahaya tersebut, perlu meninjau kembali dari awal konsep infrastruktur transportasi, dan dalam hal ini, SkyWay memiliki solusi yang sudah siap untuk dipergunakan.
Sejak awal berlangsungnya siklus kehidupan infrastruktur dawai, para pengembang terus memberikan perhatian lebih agar sedapat mungkin tidak mengancam lingkungan sekitarnya. Alokasi lahan untuk penempatan tiang pancang dilakukan sesedikit mungkin, jalanan itu sendiri akan diletakkan di tingkat kedua dan tidak akan menempati daerah-daerah subur di permukaan bumi. Sarana perkeretaapian transportasi dawai dapat berfungsi dengan menggunakan tenaga listrik yang bersih – pemasangan panel surya khusus dan generator angin pada tiang pancang sudah ditinjau oleh para insinyur. Rel dawai tidak memerlukan perbaikan yang terus-menerus, dan tidak akan mengancam habitat hewan liar di alam. Semua sistem transportasi dirancang agar sedapat mungkin mengganggu lingkungan sekitarnya, dan dalam hal ini juga termasuk penyediaan rasa aman secara maksimal serta tingkat performa yang tinggi. [baca: sumber]
Jadilah bagian dari orang yang peduli akan lingkungan sekitar